Tanaman padi (Oryza Sativa L.) merupakan komoditi yang menjadi prioritas
budidaya di Indonesia. Sayangnya berdasarkan data dari statista, Indonesia
menempati urutan keempat dengan konsumsi beras terbanyak di dunia, setelah
China, India dan Bangladesh. Namun di sisi lain berdasarkan data (BPS, 2020),
produksi padi sepanjang Januari hingga September 2020 sekitar 45,45 juta ton
GKG, atau mengalami penurunan 1,49 juta ton (3,17 persen) dibandingkan
produksi di 2019 yang sebesar 46,94 juta ton GKG. Penurunan hasil produksi
disebabkan oleh penggunaan benih yang tidak memperhatikan mutu. Benih
bermutu tinggi diperoleh apabila pemanenan dilakukan pada waktu masak
fisiologis. Karena jika pemanen dilkakukan sebelum atau setelah masak fisiologis
benih padi yang dihasilkan berkualitas buruk.
Peramalan waktu masak fisiologis benih padi dilakukan dengan pengambilan
data secara langsung dari sawag menggunakan sensor suhu DHT11. Dimana data
yang sudah diperoleh akan menjadi inputan pada aplikasi android estimasi masak
fisiologis padi. Data yang menjadi inputan berupa akumulasi satuanpanas yang
diperoleh dari perhitungan suhu harian selama masa tanam yang dapat dilakukan
secara otomatis menggunakan aplikasi. Sehingga pengguna dapat melakukan
forecasting untuk memprediksi waktu masak fisiologis benih padi yangpaling tepat
serta besar akumulasi satuan panas yang dihasilkan tanpa harus memasukkan data
secara manual. Forecasting dilakukan menggunakan metode Trend Linear dengan
2 hingga 5 data latih yang dengan error terkecil yaitu MAPE1,56 didapat saat
persamaan dengan 5 data latih. Hasil perhitungan estimasi masakfisiologis benih
padi varietas IR64 terjadi saat umur padi 113 HST (hari setelah tanam) dengan
akumulasi satuan panas sebesar 1166,54°Cd