Pendidikan di Indonesia juga menjadi salah satu bidangnya terdampak pandemi Covid-19. Keterbatasan tersebut tentunya berdampak pada proses pembelajaran dalam Indonesia, khususnya untuk model pembelajaran reguler, yaitu tatap muka. Dengan pembatasan interaksi, Kementerian Pendidikan di Indonesia juga mengeluarkan kebijakan yaitu untuk merombak sekolah dan mengganti Proses Belajar Mengajar proses dengan menggunakan sistem daring. Berbagai media pembelajaran jarak jauh dicoba dan digunakan. Fasilitas yang digunakan sebagai media pembelajaran daring antara lain e-learning antara lain, aplikasi zoom, google classroom, youtube, dan media sosial WhatsApp. Fasilitas tersebut dimanfaatkan secara optimal, sebagai media untuk melakukan pembelajaran seperti di kelas. Dengan menggunakan media ini, selain bosan karena tidak bisa bertemu dengan teman maka tidak bisa berinteraksi langsung dengan perkuliahan sehingga tidak menyenangkan. Perubahan mendadak dari pembelajaran tatap muka ke pembelajaran daring pada skala besar menyebabkan berbagai tanggapan atau opini di masyarakat. Evaluasi sistem pada sistem yang dibuat berdasarkan dengan algoritma yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Naïve Bayes Classifier, dalam pengklasifikasian analisis sentimen terhadap topik pembelajaran daring pada media sosial twitter memiliki hasil akurasi, presisi, recall dan F-Measure berturut- turut sebagai berikut 64,39%, 66%, 62,08%, dan 63,98%.