Pada tahun 2020 di Indonesia terdampak wabah penyakit Covid-19. Covid-19 adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh coronavirus yang pada saat ini menjadi sebuah pandemi yang terjadi di banyak negara. Coronavirus adalah kelompok virus yang menyebabkan munculnya penyakit Covid-19. Coronavirus dapat menyebabkan infeksi saluran pernafasan pada manusia dari batuk pilek hingga Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Studi terbaru menemukan bahwa pasien Covid-19 memiliki gejala pernapasan yang jelas seperti sesak napas, demam, kelelahan, dan batuk kering (Sohrabi et al., 2020; Xu et al., 2020). Di antara gejala tersebut, pernapasan yang tidak teratur dianggap sebagai salah satu tanda awal Covid-19 (Chow et al., 2020). Bagi banyak orang, gejala awal pernapasan ringan sulit dikenali. Oleh karena itu, dengan mengetahui kondisi pernafasan merupakan langkah awal untuk mengidentifikasi terduga Covid-19. Pengukuran respirasi konvensional biasanya meletakkan sensor dengan meletakkan pada bagian dada (Al-Khalidi et al., 2011). Peralatan pengukur kontak berukuran besar, mahal, dan proses pengukuran membutuhkan waktu yang lama. Dan juga, kontak dengan terduga Covid-19 selama pengukuran dapat meningkatkan risiko penyebaran Covid-19. Oleh karena itu, pengukuran non-kontak lebih cocok untuk situasi saat ini. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak metode pengukuran respirasi non-kontak telah dikembangkan berdasarkan sensor gambar, radar doppler (Kranjec et al., 2014), kamera kedalaman (Wang et al., 2020) dan kamera thermal (M.-H. Hu et al., 2017).