Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi distribusi spasial dan faktor risiko Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Jember dengan pendekatan Sistem Informasi Geografis (SIG). Kabupaten Jember sebagai wilayah tropis memiliki distribusi kasus DBD yang tidak merata antarkecamatan, yang diduga dipengaruhi oleh variasi faktor iklim, demografi, dan kondisi vektor. Data yang digunakan merupakan data sekunder tahun 2021, mencakup kasus DBD bulanan, parameter iklim (suhu, curah hujan, kelembaban), kepadatan penduduk, dan Angka Bebas Jentik (ABJ). Analisis dilakukan menggunakan autokorelasi spasial (Global Moran’s I dan LISA) untuk mendeteksi klaster spasial, serta pemodelan regresi spasial (SLM dan SEM) untuk menguji pengaruh faktor risiko, dengan pendekatan bobot spasial K-Nearest Neighbors (k=5).
Hasil analisis menunjukkan klasterisasi spasial signifikan (Moran’s I = 0,15–0,33; p < 0,05), dengan konsentrasi kasus tinggi berulang di Ajung dan Kaliwates, terutama pada musim hujan. Faktor kepadatan penduduk terbukti menjadi variabel paling dominan sepanjang tahun (p < 0,001), sedangkan suhu dan curah hujan hanya signifikan secara musiman. Variabel ABJ tidak signifikan, menandakan potensi bias dalam data surveilans. Temuan divisualisasikan dalam WebGIS interaktif yang memetakan risiko dan tren kasus. Studi ini merekomendasikan intervensi berbasis hotspot, integrasi faktor iklim dalam strategi pengendalian, serta penguatan sistem surveilans dan kolaborasi lintas sektor di daerah endemis.